Kamis, 11 November 2010

Kain Tenun

Kain Tenun Troso
Sesuai dengan namanya, kerajinan Tenun Ikat Troso digeluti oleh warga Desa Troso, Kecamatan Pecangaan. Dari kota Jepara, desa industri ini berjarak sekitar 15 km. arah tenggara. Keterampilan membuat tenun ikat sudah dimiliki oleh warga Desa Troso sejak tahun 1935 yang bermula dari Tenun Gendong warisan turun-temurun.Tahun 1943 mulai berkembang Tenun Pancal dan kemudian pada tahun 1946 beralih menjadi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), hingga sekarang. Keterampilan ini terus berkembang. Varian produk-produk baru berhasil dimunculkan para perajin seiring perkembangan jaman. Setelah serangkaian pameran disertai upaya peningkatan kualitas sesuai dengan permintaan pasar, industri kerajinan ini semakin dikenal, bukan saja di dalam negeri tetapi juga pasar internasional. Pengusaha mengandalkan pintu pasar di Bali, Jogjakarta, dan Jakarta.

Perkembangan tenun ikat Troso ini dapat dilihat dari jumlah unit usahanya yang mencapai 250 buah yang mampu menyerap lebih dari 2.500 tenaga kerja. Nilai produk yang dihasilkan sepanjang tahun 2008 mencapai lebih dari Rp. 221 miliar. Di Jepara, tenun Troso merupakan seragam resmi PNS dan karyawan BUMD setiap hari Kamis – Sabtu. Setelah diberlakukan lima hari kerja, tenun Troso dipakai sebagai seragam pada hari Kamis dan Jum'at.

Sejarah Singkat Tenun Ikat Troso Jepara

Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara adalah merupakan sentra kerajinan Tenun Ikat dan merupakan produk unggulan Kabupaten Jepara setelah industri mebel. Desa ini terletak sekitar 15 Km arah Tenggara Kota Jepara. Banyaknya pengerajin yang berkebang saat ini mennjadikan Troso semakin dikenal luas sebagai clastre home industry kain ATBM ( alat tenun bukan mesin ). Sesuai dengan perkembangan pasar, permintaan terhadap produk Tenun Ikat Troso pun semakin berkembang mengikuti permintaan konsumen. Motif khas yang bernuansa etnis, tradisional, klasik, dan unik pun masih dipertahankan disamping motif kontemporer modern. Produk yang dihasilkan antara lain Kain Sutra, Sajadah, Bed Cover, Blangket, Sarung, Kain, Mersis (bahan Baju dan Rok), Place met, Taplak Meja dan produk-produk menarik lainnya. Perkembangan industri tenun ini telah mencapai 238 unit usaha dan meyerap tenaga keja sebanyak 4.210 orang pada tahun 2005 dengan nilai investasi lebih dari Rp. 1 Milyar. Produksi hingga saat ini telah mencapai sekitar Rp. 54,5 Milyar.

Industri tenun ini menghabiskan bahan baku sekitar 1.326 ton per tahun dengan nilai bahan baku sekitar Rp. 65,2 Milyar. Bahan baku yang sering dipakai antara lain katun, viskos, sutra alam, serat nanas, rayon,pewarna, rafia. Permasalahan saat ini adalah terbatasnya ketersediaan bahan baku terutama sutra alam. Keterampilan membuat Tenun Ikat sudah dimiliki oleh warga Desa Troso sejak tahun 1935, jauh sebelum kemerdekaan RI. Bermula dari alat Tenun Gedog warisan turun-temurun kemudian sekitar tahun 1943 mulai berkembang alat Tenun Pancal dan kemudian pada tahun 1946 beralih menjadi Alat Tenun Bukan Mesin (ATMB) hingga sekarang. Setelah Tenun Troso berkembang serta menjanjikan prospek yang cerah bagi para pengerajin dan pengusaha, Tenun kemudian bukan hanya menjadi monopoli masyarakat Desa Troso, tetapi juga mulai merambah desa sekitarnya, yaitu Desa Sowan Lor dan Desa Pecangaan Kulon, sehingga produksi bahan sandang ini semakin meningkat. Apalagi masuknya inovasi baru berupa desain-desain baru dari perancang mode yang mudah diserap oleh para pengrajin,membuat Tenun Troso melejit mengungguli tenun ikat daerah lain. Namun sebelum sampai kondisi seperti sekarang ini, dalam setiap kesempatan para pengusaha Tenun Troso senantiasa diajak dan didorong untuk mengikuti berbagai macam pameran, baik yang dilakukan didalam maupu diluar negeri. Setelah serangkaian pameran yang disertai upaya peningkatan kualitas sesuai dengan permintaan pasar, industri ini semakin dikenal, bukan saja didalam negeri tetapi telah mulai menyibak pintu pasar internasional. Memang untuk merambah pasar internasional ini para pengusha masih mengandalkan pintu pasar Bali, dan beberapa Kota seperti Jogjakarta, Jakarta,Solo dan Pekalongan. Bahkan sebagian desar produk Tenun Ikat Bali yang diekpor adalah buah tangan masyarakat Desa Troso. Pasar ekspor yang sudah ditembus adalah Amerika,Jepang, Eropa, Singapura, dan Afrika malalui pihak ketiga. Disamping itu peningkatan teknologi produksi dan finishing Tenun Ikat juga terus dilakukan, dengan disertai pemantapan program Bapak angkat dan kemitraan melalui peran serta Koperasi Kerajinan Industri Rakyat (KOPINRA) yang tergabung dalam kelompok Perajin Sentra Tenun Ikat Desa Troso Kecamatan Pecangaan, Jepara. Angin segar dari Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Jepara melalui pemakaian Seragam hasil produksi lokal bagi PNS dilingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara dan Propinsi Jawa Tengah Setiap hari Kamis dan Sabtu juga turut membawa para pengusaha Tenun Troso ini meraih kesuksesan.


Kain Tenun Ala SBY Dari Jepara Makin Populer

Fatkul Muin| 2 Oktober 2010 |
Semenjak presiden SBY memakai baju dari tenun lurik , kain tenun lurik kembali terangkat apalagi motif-motifnya kini bervariasi sehingga kini kain tenun lurik tersebut mendapat embel-embel baru sebagai tenun lurik SBY. Jepara khususnya desa Troso kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara sejak dahulu dikenal sebagai daerah penghasil tenun lurik yang sudah “ go International” karena produk tenun torso ini banyak dipasarkan di dalam negeri maupun ke luar negeri. Di Bali , NTB, NTT tenun lurik Troso mudah kita jumpai justru di sana tenun lurik Troso berbaur dengan produk local di sana.
Pak SBY memakai baju Tenun Lurik
Pak SBY memakai baju Tenun Lurik
Dengan populernya kain tenun lurik ala SBY ini kembali pengrajin kain tenun lurik dari Troso ini mendapatkan order yang cukup lumayan , apalagi sejak Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo,MM menginstruksikan para pegawai dilingkungan Pemerintah Jepara untuk memakai seragam tenun lurik ala SBY ini pada hari tertentu sebagai perwujudan cinta akan produk daerah sendiri. Instruksi itupun disusul oleh Gubernur Jawa Tengan Bp . Bibit Waluyo dengan pemakaian seragam kain lurik ala SBY ini bagi pegawai dilingkungan Pemerintah propinsi Jawa Tengah. Sehingga order kain tenun lurik SBY ini terus mengalir ke desa yang dikenal cukup luas ini , dahulu denyut nadi kerajinan tenun yang makin turun kini kembali berkibar lagi seiring permintaan dari luar kota atau luar daerah.
“ Dahulu memang kerajinan tenun Troso agak sepi , namun seiring dengan promosi oleh presiden SBY dengan mengenakan baju tenun lurik ini , industry kerajinan tenun Troso mulai menggeliat lagi . Saya yang dahulunya mebelan karena orderan sepi banting setir ikut memasarkan tenun Troso ke mana-mana khususnya diseputaran Jawa Tengah seperti Pati, Purwodadi, Rembang , semarang dan Grobogan “ , Ujar Mudiyono (40) warga desa Troso yang banting stir usaha memasarkan kain tenun Troso Jepara.
Kain Tenun Lurik ala SBY produksi desa Troso Jepara
Kain Tenun Lurik ala SBY produksi desa Troso Jepara
Dikatakan oleh Mudiyono yang baru setahunan terjun ke bisnis pemasaran tenun lurik dari Troso ini , kain tenun lurik dari Troso yang dikenal dengan tenun SBY ini jenis dan harganya bervariasi tergantung dengan selera konsumen. Namun umumnya yang laku adalah kain bahan baju untuk seragam baik pria maupun wanita yang saat ini cukup laku dipasaran. Adapun harganya ada yang Rp 150.000,- setiap potongnya ini kain tergolong cukup baik, disusul yang Rp 125.000,- setiap potongnya dan yang terakhir ada juga yang Rp 105 setiap potongnya . Selain itu masih ada lagi yang lebih mahal , namun jenisnya tidak biasa tetapi menggunakan bahan dari sutera , bahkan ada juga yang dikombinasikan dengan batik dari Pekalongan . Harga dari kain tenun lurik yang dikombinasikan dengan batik Pekalongan harganya cukup mahal , bisa jadi lipat dua karena bahan baku dibuat di Jepara lalu dikirim ke Pekalongan setelah jadi kembali di bawa ke Jepara untuk dipasarkan. (FM)
Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

saya berharap komentar dari anda semua atas blog saya ini dan saya ucapkan terimakasih atas komentar itu

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...